Ringkasan Kitab Al Qowaidul Arba (07): Syafaat yang Diterima dan yang Ditolak


SYAFAAT YANG DITERIMA DAN YANG DITOLAK


TAMBAHAN FAEDAH KE 30:

30. Orang musyrik tidaklah meminta kepada selain Allah secara langsung namun hanya menjadikan sebagai perantara antara dirinya dengan Allah.

Syeik Muhammad merinci syafaat menjadi 2 macam, yaitu:

a. Syafaat yang tertolak. Syafaat yang tertolak adalah jika diminta pada selain Allah padahal tidak ada yang mampu melakukan (yaitu memberi syafaat) kecuali dengan izin Allah (Syafaat Manfiyah).
Dalil: QS. Al Baqarah: 254

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.

b. Syafaat yang diterima. Syafaat yang diterima adalah yang diminta langsung dari Allah dan yang memberi syafaat adalah orang yang dimuliakan dengan syafaatnya dan orang yang diberi syafaat adalah orang yang allah ridhoi perkataan dan amalnya setelah mendapat izin (Syafaat Musbatah).
Dalil: QS. Al Baqarah: 255

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Faedah ke:

33. Syafaat ada 2 macam yaitu Syafaat Manfiyah (yang tertolak) dan Syafaat Musbatah (yang diterima). Syafaat yang tertolak adalah syafaat yang diminta pada selain Allah tanpa seizin Allah atau yang diminta oleh orang musyrik. Syafaat Musbatah (yang diterima) adalah syafaat yang diminta pada Allah setelah mendapat izin dari allah dan akan diberikan pada ahli Tauhid.


Kesimpulan (Ustd. M. Abduh Tuasikal):
Orang musyrik jaman dulu tidaklah bodoh sekali, mereka masih berfikir. Mereka membuat patung sebagai simbol orang-orang sholeh atau nabi atau malaikat. Orang musyrik tidak berdoa langsung pada berhala-berhala tapi sebagai perantara untuk dekat dengan Allah dan dapat syafaat.

bersambung...

Semoga manfaat :)

Komentar