❤ Arti Secara Bahasa:
- Secara bahasa Al Muqit berarti genggaman, pemeliharaan, kekuasaan, kemampuan
- Kemudian lahir makna lain seperti makanan (karena dengan makanan makhluk memiliki kemampuan)
❤ Kata Al Muqit dalam Al Quran
- Hanya ditemukan 1x pada QS. An Nisa (4): 85
مَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَكُنْ لَهُ نَصِيبٌ مِنْهَا ۖ وَمَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً سَيِّئَةً يَكُنْ لَهُ كِفْلٌ مِنْهَا ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتًا
"Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
❤ Makna Al Muqit bagi Allah
1. Pemberi Rizki
Sehingga Allah memelihara jiwa raga makhluk, baik rizki itu untuk jasmani maupun rohani. Bedanya dengan Ar Rozaq adalah pada sifat Al Muqit terdapat penekanan pada sisi jaminan rizki yang banyak atau sedikit. Sedangkan pada Ar Rozaq terdapat penekanan pada berulang dan banyaknya rizki.
2. Yang Maha Kuasa
Yaitu Maha Kuasa memberi rizki yang mencukupi seluruh makhluknya (pendapat ini menggabungkan antara makanan dan kekuasaan dalam memaknai Al Muqit).
3. Memelihara dan Menyaksikan
Karena siapa yang emberi makan sesuatu, maka dia telah memeliharanya dari rasa lapar sekaligus menyaksikannya.
4. Pendapat Imam Ghazali:
- Al Muqit adalah pencipta, pemberi serta pengantar makanan ke jasmani dan selainnya, Al Muqit khusus untuk makanan.
- Al Muqit adalah yang menggenggam, menguasai lagi mampu.
5. Pendapat Al Qurtubi
Al Muqit adalah yang memberi makanan kepada manusia dan hewan secara bertahap, yakni makanan yang memberi kekuatan tubuh sampai nanti ketika Allah berkehendak tidak lagi memberi makanan yang dibutuhkan itu dan mati.
6. AL Biqo'I mengemukakan penafsiran QS. 4: 85
Ayat tersebut berbicara tentang janji Allah memberikan bagian dari pahala bagi yang memberi syafaat yang baik dan memberikan dosa untuk yang memberikan syafaat ynag buruk, karena Allah Maha Menyaksikan, Maha Memelihara dan Maha Kuasa untuk memberi makanan rohani bagi jiwa serta makanan lahir dan segala yang dibutuhkan oleh jasmani.
❤ Meneladani asma ini dalam kapasitas kemampuan manusia
Hendaknya kita menyadari bahwa Allah yang menyiapkan sebab-sebab bahkan menghamparkan pangan sehingga dapat dimanfaatkan oleh jasmani dan rohani manusia dan seluruh makhluk. kemudian kita harus berupaya untuk menyiapkan dan menghamparkannya. Karena Allah megecam kepada yang butuh tetapi juga tidak berusaha dan kepada yang tidak menganjurkan memberi pangan buat mereka (QS. Al Maun: 1-3).
*Ringkasan Kajian Asmaul Husna bersama Ustadzah Elvi Na'imah, Lc. M.Ag
Komentar
Posting Komentar